Budi Mulia

Kau tau apa yang aku suka dari sebuah peperangan? Bukan, bukan sebuah keindahan dalam menyaksikan sebuah penyiksaan. Keikhlasannya. Ya, mereka Ikhlas berperang. Mereka tinggalkan semua yang mereka miliki demi kemenangannya. Tetes demi tetes darah yang mengalir dari luka sayatan dan hujaman belati, tak menjadi sebuah permasalahan bagi mereka. Keberaniannya. Mereka lari ke medan perang, mengangkat pedang panjang mereka, lalu mereka ayunkan dengan teriakan "Allahuakbar!".

Kau tau apa yang ku suka dari hujan? Ya, aku suka hujan rintik yang turun menyapa bumi. Sejuk. rasanya seperti dibalut angin sejuk yang membisikkan kata "Subhanallah". Aku suka desir angin yang bergesekan dengan daun. Terdengar damai. Aku suka bau tanah yang menyeruak melalui pori-pori tanah. Wanginya khas. Mengingatkan akan asal muasal Sang Adam. Aku suka rintik hujan yang turun dengan sempurna membuat mozaik yang indah pada rerumputan. Sebuah arsitektur luar biasa menyaksikan ribuan kubik air jatuh dari langit.

Aku tak tau mengapa aku suka peperangan dan hujan. Tapi aku tak tau jika peperangan dipertemukan dengan hujan apakah itu masih indah? Yang jelas aku merasakan sesuatu yang berbeda jika menyaksikan kedua hal itu.

Aku tak tau jika dua buah hal berbeda dipertemukan, meski keduanya indah, apakah hasilnya masih akan menjadi indah?

Atau jika dua hal yang buruk dipertemukan, apakah hasilnya juga akan buruk?

Atau jika sebuah keindahan dan keburukan dipertemukan, akan seperti apa hasilnya?

Ah, sudahlah! Aku ingin menikmati hujan sembari menonton peperangan dari dalam sebuah layar luar biasa ciptaan manusia, yang aku tak tak apakah ada keburukan dan keindahan yang berpadu didalamnya. Yang jelas, aku merasa ini semua luar biasa