Posted by : Aries Tuesday, 2 July 2013


Saat aku terlahir di dunia ini, ayahku pernah bercerita bahwa ia pernah mendengar suara tangisku yang menjerit begitu keras. Dokter dan suster yang ikut membantu proses kelahiran ku pun begitu bingung karena aku tidak berhenti menangis meski mereka tenang menimang dan menghiburku dengan berbagai cara. Awalnya, aku tidak mengerti mengapa aku terus menangis dan tidak bisa di hentikan oleh siapapun. Suster yang bingung menyerahkan ke dokter untuk meminta ayah yang sedang berada di ruang tunggu untuk melihatku.

Dengan terburu - buru, Ayah memasuki ruang Inkubator dan ia menyentuh jari pertamanya di wajah ku yang lahir prematur. Ia menitikan air mata melihatku dan aku pun secara ajaib berhenti menangis. Ayah mengangkat tubuh mungilku yang hanya seberat beberapa gram saja.
Ia melihatku berhenti menangis, Suster - Suster heran ketika suara tangisku akhirnya berubah suka cita, Ayah menimang tubuhku dengan lembut sambil berkata, "Mulai saat ini kamulah yang paling berharga dalam hidup ayah..."begitu kalimat pertamanya padaku.

Ya. Aku anak yang paling berharga baginya. Kelahiranku adalah dua sisi yang cukup membuat ayah begitu tertekan antara bahagia dan duka.
Duka itu dimulai saat ibu mengalamai pendarahan hebat dan ayah berada dalam kondisi sulit ketika dokter memberikannya dua pilihan : Pertama : Aku yang pergi dari dunia ini atau Ibu yang harus merelakan nyawanya.

Tanpa memperdulikan saran ayah, Ibu memilih untuk melahirkanku dari pada harus mengaborsi bayi prematur yang telah ia rawat dengan penuh kasih sayang. Ia melupakan semua saran dokter demi aku, Sang Janin Kecil Yang Terus Membuat Nyawanya Terancam.

Ayah menginginkanku di dunia ini seperti halnya ibu. Tapi ayah tidak ingin membuat ibu bersedih dan bimbang melawan keputusan ibu. Ayah menerima keputusan ibu dan berharap keduanya dapat selamat dengan mukjizat Allah Swt. Di saat - saat kritis itu, dengan mengenggam erat tangan ibu. Ayah melihat sendiri ibu menghembuskan nafas terakhirnya, Di saat nafas akan berakhir, Terdengar suara tangis pertamaku di dunia ini dengan senyuman terakhir ibu dengan bahagia melihat kelahiranku, Saat itulah ia pergi meninggalkanku dan ayah.

Tuhan, Aku tidak pernah mengerti mengapa aku harus menjadi beban bagi ibuku, Andai saja aku tahu bahwa hidupku hanya untuk membuat ibuku menderita, Mungkin tidak akan memilih untuk terus hidup di dunia ini.

Tapi semuanya rencanNya telah di gariskan lewat takdir yang mempertemukan ibu dan ayahku. Dan oleh karena cinta merekalah aku terlahir kedunia ini. Ayah selalu berkata bahwa pernikahan mereka adalah hal terindah di dunia ini.

Penulis Blog : Fakhri Arrahman
#SahabatNabi4
@SahabatNabi4 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Entri Populer

Bagaimana menurut anda tentang blog ini ?

Tukar Link

White Tiger Print Pointer

- Copyright © Budi Mulia - Smk Ti Budi Mulia Ciledug - Powered by Multimedia - Designed by Fakhri Arrahman -